IBU

Semua wanita, terutama seorang ibu, patut dibanggakan karena perjuangan wanita punya nilai lebih daripada laki-laki. Bagaimana tidak, perjuangan seorang ibu tidaklah terbatas dari sejak mengandung sampai menutup mata saja, namun di setiap detiknya ia tak luput dari perjuangan dan kasih sayang.

Ada banyak wanita yang hebat dan patut dibanggakan. Kita ambil contoh saja, Robi'ah Al-Adawiyah, seorang wanita sufi pertama dari Basrah, Irak. Ia merupakan sosok wanita yang mencintai Tuhannya sampai melupakan segala hal duniawi. Pendiriannya adalah: Hidup dan matiku hanya untuk Tuhan Allah SWT.

Dalam sejarah, ia terkenal dengan kalimat do'anya yang terdengar seperti syair, "jika aku menyembahMu karena takut pada api neraka, maka masukkan aku kedalamnya. Dan jika aku menyembahMu karena ingin masuk surgaMu, maka haramkanlah aku dari padanya."

Mari kita lihat juga perjuangan R.A Kartini, seorang pejuang wanita pertama di Indonesia dari Jepara, Jawa Tengah. Pada masa penjajahan Belanda di tahun 1879-1904, ia merupakan sosok wanita yang berjuang demi kemajuan perempuan indonesia. Sekolah gratis yang dirikannya untuk wanita di Jepara dan Rembang merupakan bukti perjuangannya untuk kaum wanita pada masa itu. Ia juga mewarisi buku yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang."

Dua wanita diatas memang patut dibanggakan. Perjuangan Rabi'ah dalam mencapai kecintaan dari Tuhan membuatnya mengabaikan dunia. Begitu juga R.A Kartini. Perjuangannya dalam mencapai cita-cita dan kejayaan para wanita demi kemerdekaan bangsa indonesia membutuhkan kerja keras yang tiada henti. Namun itu hanyalah sebagian kecil dari perjuangan seorang ibu, dari wanita yang memperjuangkan segalanya demi mencapai kecintaan dari tuhan dalam keridhoan, juga demi mencapai kejayaan anak dalam cita-cita. Allah memberikan kedudukan yang paling tinggi (dalam Al-Qur'an) bagi wanita seperti ini.

Seorang ibu tidak hanya patut dibanggakan, namun ia juga adalah wanita yang kepadanya kita harus berbakti, setiap saat. Ibu merupakan orang yang paling berhak mendapatkan hal itu diantara wanita-wanita lain sebab ia adalah orang yang paling memberi kasih sayang, paling banyak mengalami kelelahan dan pengorbanan. Ia menanggung berbagai kesulitan ketika mengandung dan melahirkan, lalu menyusui, mendidik, melayani, dan merawat. Ibu juga orang yang mengusap air mata dan menanggung kesedihan anaknya. Sehingga orang tua, dalam hal ini ibu, menjadi salah satu penyebab apakah sang anak akan masuk surga atau neraka. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Alangkah rugi.... Alangkah rugi.... Alangkah rugi."

Sahabat lalu bertanya, "Siapakah dia wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang yang mendapati salah satu atau kedua orang tua ketika sudah lanjut, tetapi ia tidak masuk surga karenanya." (H.R. Muslim)

Orang tua, terutama ibu, adalah rahasia keberadaanmu dalam kehidupan ini, jadi hanya dengan membawa dia dalam hati dan ingatanmu saja, kau sudah mendapat kemuliaan yang besar. Dialah penerang jalan kehidupan.


Nah, sudahkah kita berbakti kepada ibu? Sudahkah kita membanggakan dan menjadi kebanggaan ibu?

Ibumu menunggu baktimu

NB: Artikel ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba Blogdetik Inspiring Woman

~ Senin, 26 April 2010 0 komentar

Rabi'ah Al-Adawiyah, wanita Sufi pertama di dunia

Jika ada wanita yang kuat dan selalu berpegang pada prinsip hidup hingga akhir hayatnya, maka ia adalah Rabi'ah Al-Adawiyah. Ia mempersembahkan seluruh usianya untuk sesuatu yang mulia, sesuatu yang sulit dilakukan oleh manusia pada umumnya.

Rabi'ah Al-Adawiyah dikenal sebagai pendiri 'Agama Cinta' (Mahabbah) dan diingat sebagai ibu Sufi dunia. Namun bagaimanakah sebenarnya kehidupan dari sosok wanita yang kepergiannya dielu-elukan kaum Sufi itu?

Rabi'ah Al Adawiyah, bernama asli Rabi'ah Basri, lahir pada tahun 713 M di Basrah, Iraq, dari keluarga miskin dan terkucil.

Sebagai anak keempat, ia diberi nama Rabi'ah, yang bermakna "empat" dalam Bahasa Arab. Ia dilahirkan dalam sebuah rumah yang mengenaskan di tengah kemakmuran kota Bashrah yang bergelimang. Ketika melahirkan Rabi'ah, ibunya tidak ditemani oleh siapapun, tidak juga didampingi ayahnya. Ismail, sang ayah, tengah mencari bantuan kepada para tetangganya.
Saat itu malam hari dan semua tetangga sedang tidur. Praktis, Ismail tidak mendapat bantuan siapapun, tak bertemu dengan seorangpun.

Dengan lunglai Ismail pulang tanpa hasil. Sebenarnya ia tadi hanya ingin meminjam lampu atau minyak tanah dari tetangga untuk menerangi istrinya yang akan melahirkan. Ismail pulang dan masuk ke kamar istrinya ketika tiba-tiba matanya terbelak gembira menyaksikan apa yang terjadi di kamar itu: seorang bayi. Ya, bayi!

Tampak cahaya memancar dari bayi yang baru saja dilahirkan tanpa bantuan siapapun itu. "Ya Allah," seru Ismail, "anakku telah datang membawa sinar yang akan menerangi alam-Mu." Dalam hati Ismail berucap, "Amin." Tetapi berkas cahaya yang membungkus bayi kecil itu tidak membuat keluarganya terlepas dari belitan kemiskinan, dan Ismail tetap tidak punya apa-apa, kecuali tiga kerat roti untuk istrinya yang masih lemah itu. Ia bersujud dalam shalat Tahajud yang panjang, menyerahkan nasib dirinya dan seluruh keluarganya kepada Tuhan.

Ia berada dalam lautan mimpi ketika gumpalan cahaya, lebih benderang, muncul di depannya. Rasul hadir kepadanya. Rasulullah berkata padanya, "Jangan bersedih, hai orang shalih. Anakmu kelak akan dicari syafa'atnya oleh orang-orang mulia. Pergilah kau kepada penguasa kota Bashrah, dan katakan kepadanya bahwa pada malam Jumat yang lalu ia tidak melakukan shalat sunnah seperti biasanya. Katakan, sebagai kifarat atas kelalaiannya itu, ia harus membayar satu dinar untuk satu rakaat yang ditinggalkannya.

Ismail mengerjakan seperti yang diperintahkan Rasulullah dalam mimpinya. Isa Zadan, penguasa kota Bashrah itu, memang biasa mengerjakan salat sunnah 100 rakaat tiap malam, dan 400 rakaat saban malam Jum'at. Oleh karena itu, kepada Ismail diserahkannya uang sebanyak 400 dinar sesuai dengan jumlah rakaat yang ditinggalkannya pada malam Jumat silam.

Itulah sebagian tanda-tanda karomah yang dibawa oleh si bayi kecil Rabiah al-Adawiyah, yang kelak adalah seorang sufi perempuan, yang di hatinya hanya tersedia cinta kepada Tuhan. Begitu agungnya cinta itu bertaut antara hamba dan penciptanya sampai ia tidak punya waktu untuk membenci atau mencintai, untuk berduka atau bersuka cita selain dengan Allah.

Ismail dan istrinya meninggal ketika Rabiah masih empat tahun. Begitu pula dengan ketiga kakak Rabiah. Mereka meninggal ketika wabah kelaparan melanda kota Basrah. Dalam kesendirian itu, Rabiah jatuh ke tangan orang kejam, yang menjualnya sebagai budak belian dengan harga sangat murah. Majikan barunya tidak kalah bengisnya dibandingkan majikan sebelumnya.

Setelah bebas, Rabi'ah pergi ke tempat-tempat sunyi, menjalani hidup dengan bermeditasi, sebelum ia sampai di sebuah gubuk dekat Basra. Di sini ia hidup bertapa. Tikar butut, kendil dari tanah, dan sebuah batu bata adalah harta satu-satunya yang ia punyai dan teman satu-satunya dalam menjalani hidup kepertapaan.

Sejak saat itu seluruh hidupnya ia abdikan pada Allah SWT, menghiasi hari-harinya dengan doa dan dzikir. Saking sibuknya mengurus akhirat, Rabi'ah lalai dengan urusan duniawi, termasuk untuk menikah sekalipun. Meski banyak pinangan datang -- salah satunya dari gubernur Basra dan seorang suci mistis terkenal -- tapi Rabiah tetap tidak goyah dengan prinsip hidupnya, tidak terbesit fikiran tentang berumah-tangga. Ia menjalani hidup seperti itu hingga akhir hayatnya.

Rabi'ah Al-Adawiyah meninggal pada tahun
801 M dalam perjalanan kesufian. Ia adalah contoh wanita yang kuat, kukuh pada prinsip, dan berdedikasi kepada sesuatu yang dicintainya, yakni kesucian hati dan ketakwaan kepada tuhannya, Allah SWT. Kisah Rabi'ah seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi wanita pada jaman ini.

~ 0 komentar

LDI (Lembar Dakwah Islam) "Nikmat dan adzab kubur"

Kubur adalah tempat yang mengerikan dan juga membahagiakan. Ia menjadi mengerikan karena adzab. Ia menjadi membahagiakan karena nikmat. Hampir setiap Muslim tahu betapa pedihnya siksa kubur. Ini seringkali memicu ketakwaan mereka. Namun selain orang-orang yang tahu tersebut, ternyata ada banyak juga Muslim yang tidak tahu bagaimana kejadian dalam kubur. Berikut saya sajikan sedikit gambaran siksa kubur. Saya ambil referensinya dari berbagai sumber. Al-Qur'an adalah salah satunya.
Sumber dari hadits dan buku-buku karangan ulama besar juga saya masukkan.

Dalam Al-Qur'an Surat Ath-Thuur ayat 47 dijelaskan, "Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada adzab selain itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

Apa yang dimaksud dengan adzad diatas antara lain adalah adzab kubur.

Banyak imam dan madzab menyatakan bahwa, sebagai manusia yang beriman, kita diwajibkan percaya terhadap adanya nikmat dan siksa dalam kubur.

Imam syafi'i mengatakan, "Adzab kubur itu benar adanya dan pertanyaan yang diajukan kepada penghuni kubur juga benar adanya."

Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihya' Menyebutkan:
1. Mayat bisa mendengar langkah kaki dari para peta'ziyah.
2. Kubur dapat berkata, "Kasihan engkau, hai anak adam. Tidakkah engkau telah diperingatkan dengan aku? Dan diperingatkan engkau akan sempitku? Busukku? Huru-haraku? Dan hewan-hewanku? Maka persiapan apa yang engkau gunakan menghadapi aku?
3. Kubur berkata lagi, "Kasihan engkau, hai anak adam. Apakah yang menipu engkau dengan aku? Apakah engkau tidak mengetahui bahwa aku ini tempat/rumah fitnah? Apakah engkau tidak mengetahui bahwa aku ini rumah gelap? Rumah ulat? Di dalam sini (kubur) itu ada bermacam-macam kejadian yang menakutkan (Al-hadits).
4. Mayat mendengar kubur memanggil, "Aku ini adalah tempat kegelapan,tempat hidup sendirian, maka jika selama engkau di dunia taat kepada Allah SWT, maka pada hari ini engkau akan memperoleh kenikmatan dan kesenangan. Jika engkau dulunya telah bermaksiat kepada Allah SWT, maka aku (kubur) ini merupakan tempat yang celaka (Ubaid bin Umair).


Orang-orang yang mendapat nikmat didalam kubur:
1. Orang yang mati syahid di jalan Allah
2. Orang yang ribath
3. Orang yang meninggal pada hri Jum'at atau malamnya
4. Orang yang meninggal karena sakit perut.

Kenikmatan bagi mereka berupa:
1. Kuburnya seperti taman yang indah dan hijau
2. Tidur seperti pengantin



Orang-orang yang akan mendapatkan adzab kubur:
1. Mereka yang tidak bersuci setelah buang air kecil
2. Mereka yang suka mengadu domba
3. Mereka yang berbuat kebohongan
4. Mereka yang suka mengambil sesuatu yang bukan haknya
5. mereka yang membaca Al-Qur'an akan tetapi tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan yang dilarang didalam Al-Qur'an
6. Mereka yang sering melakukan zina
7. Mereka yang memakan riba

Adzab/siksa bagi mereka berupa:
1. Himpitan bumi
2. Kuburnya dikuasai oleh binatang yang buta dan tuli
3. Dicambuk dengan besi


Setelah membaca keterangan diatas, coba fikirkan nasib kita dan perasaan kita ketika ajal menjemput kita.

~ Sabtu, 24 April 2010 0 komentar

Asal mula tercipta nama dusun Gowah, di desa Blimbing

Di desa Blimbing, [sebuah desa di kecamatan Paciran, kabupaten Lamongan, Jawa Timur], tepatnya di dusun Gowah, terdapat sebuah jurang aneh. Jurang ini tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu dalam. Orang-orang Jawa jaman dulu menyebutnya growah, yang berarti lubang atau jurang. Kata itu lah yang mengilhami penduduk setempat untuk sepakat menamai kampung itu Gowah. Ia diambil dari kata growah.
Uniknya jurang/growah itu tidak bisa penuh meski dimasuki benda apapun. Air hujan pun tak dapat memenuhinya.

Orang-orang kampung setempat kemudian mendirikan musholla di sekitar jurang dan menjadikan jurang tersebut sebagai tempat limbah air musholla.

Sejak tahun 1953 sampai sekarang, jurang itu belum pernah sama sekali penuh.

Mushallanya bernama Al-Hidayatul Mustaqimah. Selain dijadikan tempat ibadah, mushalla ini juga menjadi tempat sekretariat PW Front Pembela Islam (FPI) cabang Lamongan.

~ Minggu, 18 April 2010 0 komentar

LDI (Lembar Dakwah Islam) "KHI (kompilasi hukum Islam)"

Kompilasi hukum Islam (KHI) tentang perkawinan. Mari kita lihat KHI Bab VIII pasal 53 yang berisi:

Ayat 1 : "Seorang wanita hamil diluar nikah dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya."
Ayat 2 : "Perkawinan dengan wanita hamil di luar nikah dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya."
Ayat 3 : "Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil diluar nikah, tidak diperlukan ulang setelah anak yang dikandung lahir."


Setelah kita menyimak isi KHI diatas, apakah kita sebagai Muslim tidak merasa dibodohi oleh orang-orang berpangkat dan berduit yang mengaku beragama Islam itu? Kita lihat saja hukum islam yang sesungguhnya dari Allah SWT. Lewat kitabNYA Al-Qur'an yang sejak dulu sampai besok hari kiamat tidak akan pernah musnah.

Al-Qur'an menjelaskan dalam Surat Ath-Thalaaq ayat 4: "Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah (masa tunggu) mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya." Dilanjutkan dengan ayat 5: "Itulah perintah Allah yang diturunkannya kepada kamu dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya."

Dari situ sudah jelas bahwa wanita yang hamil di luar nikah adalah orang yang salah dan harus menunggu setelah kelahiran. Baru kemudian di diperbolehkan untuk menikah. Maka Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya.

KHI adalah hukum yang mempermudah orang-orang untuk berbuat maksiat. Sebagai orang mukmin, kita harus sadar dan berpegang teguh pada dasar dan hukum islam yang sesungguhnya, yakni Al-Qur'an dan Al-Hadits.

~ Jumat, 16 April 2010 0 komentar

Kisah pendekar GAJAH BELANG

Joko Samudro adalah pendekar dari Sampang, Madura. Ia diutus oleh gurunya untuk menyebarkan agama Islam di daerah pantura di Jawa Timur, tepatnya di Lamongan.

Selama di Lamongan, ia tinggal di Blimbing, sebuah desa yang terkenal dg kekayaan ikan dan nelayannya. Hari-harinya Joko Samudro, selain berdak'wah, juga dihabiskan dengan melaut.

Suatu ketika ia bertemu putri Sedayu, anak raja Kisedayu dari kerajaan Panembahan, sebuah kerajaan di suatu tempat (sekarang bernama Sedayulawas) yang tak jauh dari desa Blimbing. Melihat kecantikan putri Sedayu, Joko Samudro bermaksud untuk meminangnya.

Saat ia pergi melamar sang putri, gunung Menjuluk di selatan kerajaan tengah meletus dan mengeluarkan lahar yang tidak henti-henti. Oleh Kisedayu, Joko Samudro diberikan syarat. "Jika kau mampu menutup lahar yang keluar dari gunung Menjuluk itu, kau boleh meminang putriku," kata sang raja.

"Saya akan penuhi syarat itu. Tunggu sampai satu bulan. Saya akan pergi menutup lahar gunung Menjuluk itu," jawab Joko Samudro.

Kemudian Joko Samudro bertapa di desa Blimbing selama satu bulan. Ketika bangun dari pertapaan, ia langsung pergi ke gunung Menjuluk untuk menutup laharnya. Karena letusan lahar api yang panas berkobar itu, sekujur tubuhnya melepuh. Beruntung usahanya telah berhasil.

Setelah berhasil memenuhi syarat sang raja, ia pun pergi melamar sang putri dan menagih janji Kisedayu. Namun melihat tubuh Joko Samudro yang penuh luka dan belang, Putri Sedayu menolak lamarannya. Dengan rasa kecewa, Joko Samudro menyumpah putri Sedayu, "Selepas aku pergi dari sini, kau tidak akan pernah bisa menikah seumur hidupmu. Semua laki-laki akan menjauh darimu."

Joko Samudro kembali ke desa Blimbing. Ia memutuskan untuk tidak menikah dengan siapapun dan bertapa seumur hidupnya. Penduduk kerajaan Panembahan mencari Joko Samudro untuk berterima kasih karena sudah menyelamatkan desa Sedayu. Namun sesampai di Blimbing, mereka hanya bertemu jasad lelaki belang itu. Penduduk Sedayu berbondong-bondong ikut mengubur jasad Joko Samudro.
Orang Blimbing terkejut dan merasa heran kenapa orang-orang Sedayu berbondong-bondong ikut mengubur Joko Samudro. Salah satu penduduk Sedayu menjelaskan bahwa pemuda itu pernah berjasa menyelamatkan desa mereka dari bencana gunung meletus. Ia sangat kuat seperti gajah, dan bahkan ia rela badanya terkena letusan api hingga menjadi belang-belang. Maka dari itu sebagai rasa terima kasih, penduduk Sedayu berdatangan ke Blimbing untuk ikut memakamkannya.
Dari situ pula, penduduk Sedayu dan Blimbing sepakat memberi julukan Joko Samudro sebagai pendekar Gajah Belang.

Sekarang makam sang pendekar berada di desa Blimbing, kecamatan Paciran, kabupaten Lamongan.

~ Rabu, 14 April 2010 2 komentar

Cerita bambu runcing: mengurai kekuatan yang terkandung dalam bambu runcing

Siapa yang tak kenal bambu runcing? Bambu runcing adalah senjata negara kita, terutama dipakai oleh orang-orang Jawa ketika melawan penjajah. Secara akal sehat, pasukan yang hanya mengandalkan kayu asahan ini tidak mungkin bisa menang melawan penjajah yang menggunakan senjata api. Namun pada kenyataannya, bambu runcing mampu mengalahkan senapan dan meriam panjang itu dan memberi kemenangan serta kemerdekaan bagi negara kita Indonesia.

Dari situ, timbullah pertanyaan tentang bambu runcing:
1. Ada kekuatan apa dibalik bambu runcing?
2. Kenapa orang Jawa memakai bambu sebagai senjata perang? Bukankah ditanah Jawa, selain bambu, terdapat juga tanaman/kayu jenis lainnya?


Cerita pun bermunculan. Konon di daerah pantai utara Jawa, tepatnya di kabupaten Lamongan, penduduknya sudah memeluk agama Islam bahkan sebelum Islam menyebar luas di tanah Jawa. Disamping itu, masyarakat setempat selalu melestarikan budaya patuh terhadap pemimpin, terutama terhadap ulama. Dalam bahasa Jawa, orang sering menyebut budaya ini dengan "SENDIKO DAWUH KAWULO MARANG GUSTI."

Sebelum perang dimulai kala itu, ada seorang ulama' besar yang menerima petunjuk dari Allah melalui mimpi. Ia adalah yang taat beribadah dan dekat kepada Tuhannya. Dalam mimpinya, ia mendapat pesan, "Pakailah bambu untuk menghadapi musuh-musuhmu."

Berpegang pada mimpi tersebut, ia dengan segera memerintahkan masyarakat setempat untuk mengambil bambu dan meruncinginya guna sebagai senjata melawan penjajah.

"Wahai penduduk setempat, pakailah bambu untuk melawan dan mengusir penjajah dan jangan sekali-kali kalian memegang senjata api milik mereka jika kalian ingin selamat. Ini merupakan petunjuk dari Allah SWT," seru sang ulama kepada warganya.

Dari kepatuhan penduduk kepada ucapan ulama' inilah, bambu runcing mampu mengalahkan senjata api.

Dari cerita tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kekuatan bambu runcing adalah berkat keteguhan iman dan ketaqwaan masyarakat kepada tuhan yang maha Esa.
Sekuat dan dalam bentuk apapun musuh kita jika Allah swt. Sudah memberikan petunjuk maka kita pasti akan menang.

~ Selasa, 13 April 2010 0 komentar

Al-qur'an sebagai penerang kubur.

Andai Al-QUR'AN bisa bicara, ia akan berkata:
"Waktu kau masih kecil, kau bagai teman sejatiku. Dengan wudhu kau sentuh aku. Dalam keadaan suci kau pegang aku. Kau baca dengan lirih dan keras. Sekarang kau telah dewasa. Nampaknya kau sudah tidak berminat lagi padaku. Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah? Sekarang kau simpan aku dengan rapi. Kau biarkan aku sendiri. Aku menjadi kusam dalam lemari, berlapis debu, dimakan kutu. Ku mohon peganglah aku lagi. Bacalah aku setiap hari karena aku akan jadi penerang dalam kuburmu!"

~ Senin, 12 April 2010 0 komentar

Penemuan jejak darah babi dalam filter ROKOK. Hemoglobin dalam darah babi pada filter ROKOK.

rokok haram babi darahDitemukannya jejak darah babi dalam filter rokok mungkin bisa menjadi alasan tepat agar Anda segera menghentikan kebiasaan merokok.

Sejak akhir Maret lalu, kabar tentang jejak darah babi dalam filter rokok ini telah disebarkan pada kalangan keagamaan.

Berdasarkan penelitian dari seorang profesor di Australia, filter rokok telah mengandung jejak darah babi (homoglobin), dan ia juga memperingatkan kepada kelompok keagamaan agar lebih selektif dalam memilih produk rokok.

Simon Chapman, seorang peneliti di Belanda, baru-baru ini telah mengidentifikasi 185 merk rokok dengan gabus filter yang menggunakan hemoglobin darah babi.

Begitu juga dengan profesor dari universitas Sidney, ia mengatakan bahwa studi ini memberikan peringatan ke dunia manufaktur rokok dan memicu keprihatinan bagi Muslim. Meskipun proses pembuatan rokok di Indonesia diperlihatkan secara terbuka, namun tidak menutup kemungkinan produk rokok tersebut mengandung jejak darah babi. Dalam setiap bisnis dagang, pasti ada saja yang dirahasiakan demi tercapainya tujuan (untung besar).

~ Sabtu, 03 April 2010 0 komentar