Si kaya dan si miskin

Saya lewat di depan sebuah warung di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, dan seorang bos ikan sedang duduk di papan bambu. Sepintas, warung tersebut tampak tutup, tapi didalam, ia berjualan seperti biasa, sehingga orang bebas makan atau minum kopi, meskipun mereka harus menikmatinya secara diam-diam.

Seorang pelanggan keluar dari warung. Ia berpapasan dengan bos ikan itu, dan terjadilah percakapan. Untuk menutupi identitas, saya akan inisialkan bos dengan N dan pelanggan warung dengan K.

N: Hai, orang mlarat. Kok tidak pernah puasa?
K: Hai, wak kaji. Mending aku tidak puasa, daripada orang kaya tidak puasa.
N: Lho aku ini puasa. Jangan seenaknya menuduh. Kalau kamu kan sudah jelas. Baru saja kamu keluar dari warung makan. Dinasehati kok gak terima.
K: Saya tidak menuduh anda. Orang kaya kan banyak. Mungkin mereka ada juga yang gak puasa.
N: Dibilangin malah bantah. Sudah mlarat, gak puasa, kere pula.
K: Puasa atau tidak itu terserah saya. Dasar sombong.

Percakapan diatas menggambarkan betapa orang kaya di Blimbing dan Brondong memandang rendah orang yang lebih miskin, sehingga mereka ngomong sakenake dhewe.

Ia seperti menasehati, tapi nyatanya itu menjadi olok-olok dan perendahan martabat. Mestinya apabila kita ingin menegur orang atas ketidakpuasaannya, kita tanya ia dengan baik-baik, minta dengan sopan untuk mengungkapkan apa alasan ia tidak berpuasa, tanpa menyinggung perasaannya.

Untuk itu, pembaca sekalian, khususnya teman yang sudah berkelebihan harta maupun yang baru menuju kaya, janganlah kalian menyombongkan diri. Jikalau kalian hendak menasehati, lakukanlah dengan cara yang lebih sopan, dan berusahalah untuk tidak menyinggung perasaan lawan bicara.

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah sebagai penyempurna akhlak bagi umat Muslim. Beliau bersabda:

"Tidak sempurna iman seorang Muslim kecuali orang yang baik budi pekertinya (berakhlakul karimah)."


~ Sabtu, 28 Juli 2012 0 komentar

Rahasia pakaian ihram

Tahukah anda bahwa kain ihram adalah bentuk ketaatan Muslim kepada Allah SWT?

Pernahkah anda melihat orang yang pergi haji atau umrah dengan pakaian selain ihram, misalnya jubah atau jas? Kalaupun ada, mereka memakainya hanya sementara. Selebihnya, mereka wajib mengenakan pakaian ihram, kain putih tak berjahit yang digunakan untuk menutup aurat selama haji atau umrah.

Melaksanakan haji hukumnya wajib, namun hanya bagi yang mampu, dan begitu juga memakai ihram. Ia adalah wajib, meski tidak ada aturan yang mengharuskan bagi yang mampu.

Mengenakan pakaian ihram menandakan bahwa di hadapan Allah Muslim tidak sanggup berbuat sombong. Semua manusia, tak peduli kaya, miskin, hitam, atau putih, diperlakukan sama; mereka semua sama-sama terbalut dalam pakaian ihram.

Pakain ihram juga pengingat bahwa semua orang akan mati dan kelak ditutup dengan kain putih, layaknya kain ihram. Selama ini, saya dan juga anda tentu belum pernah melihat orang mati yang dibungkus kain warna-warni, bukan?

Rasulullah bersabda, "Umatku yang paling cerdas dan paling mulia adalah umatku yang paling banyak ingat mati, lalu mempersiapkan diri untuk hidup setelah mati."


~ Selasa, 24 Juli 2012 0 komentar

Tiga wasiat Nabi Muhammad SAW kepada umatnya

Pada suatu hari, seorang sahabat menghampiri Rasulullah Muhammad SAW,
meminta beliau memberi wejangan sebagai wasiat bagi dirinya.

Sahabat: Ya Rasulullah, berilah kami wejangan sehingga kami tidak terlena dengan keduniawian.
Rasulullah: Ya sahabat, aku hanya berpesan tiga hal. Jika umatku melakukan tiga hal tersebut, mereka tidak akan terlena dengan keduniawian.
Sahabat: Apa itu, ya Rosulullah?
Rosulullah: Pertama, seringlah ingat mati, karena dengan itu kita akan terjauh dari rasa sombong, angkuh, kikir dan sebagainya.
Kedua, seringlah bersyukur dalam keadaan apapun, karena dengan itu Allah senantiasa menambah kenikmatan kepada kita semua.
Ketiga, selalu berdoa kepada Allah SWT karena dengan itu kita merasa bahwa manusia tidak berdaya kecuali atas kehendak Allah semata. Itu juga merupakan cara mendekatkan diri sebab kita tidak pernah tau kapan doa kita dikabulkan Allah SWT.

Semoga kita senantiasa melaksanakan tiga hal tersebut.

~ Minggu, 22 Juli 2012 0 komentar

Marhaban ya Ramadhan

Ketika bulan Ramadlan tiba, Rasulullah SAW menyambutnya dengan mengucapkan "Marhaban ya Ramadlan," selamat datang bulang Ramadlan, selamat datang bulan pembersih.

Ucapan di atas memiliki arti bahwa Ramadhan adalah bulan untuk membersihkan diri dari semua dosa. Tidak ada waktu yang paling cocok dan nikmat untuk meminta ampunan Allah SWT kecuali saat Ramadhan. Meskipun selain waktu itu kita hendaknya selalu memohon ampunan Allah SWT, namun Ramadhan adalah yang paling utama, di mana setiap pahala akan dilipatgandakan.

Selama Ramadhan, Muslim wajib berpuasa, namun sebagian orang melakukan itu di bibir saja: Tidak sedikit dari mereka melanggar kewajiban berpuasa. Dan anehnya, orang-orang tersebut tetap ikut shalat tarawih, yang merupakan amalan sunnah, sementara mereka meninggalkan puasa, yang merupakan amalan wajib. Apakah bisa kita katakan benar orang-orang seperti ini?

Atau dalam kasus lain, banyak orang tidak mau berpuasa, tapi giliran hari raya, mereka berbondong-bondong merayakannya. Nah, ini membuktikan bahwa manusia suka perkara yang mudah-mudah dan menhindari hal-hal yang susah-susah atau yang membutuhkan perjuangan sedikit keras, dan dengan demikian mereka memilih ibadah yang ringan daripada yang berat.

Padahal sebagai orang beriman yang kuat, semua ibadah itu ringan jika ia dilakukan dengan ikhlas dan senang hati dan tentunya dengan penuh kesungguhan.

Semoga di bulan Ramadan kali ini, kita umat muslim bisa melaksanakan ibadah dengan sebaik mungkin, sehingga kita mendapatkan rahman dan rahim dari Allah SWT. Amin.

~ Sabtu, 21 Juli 2012 0 komentar