Pentingya Toleransi

~ Senin, 16 April 2012
Hilangnya toleransi telah kita rasakan sejak lama di Indonesia, di sebuah negara yang mengaku "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Setiap orang membenarkan keyakinan, tanpa mendengarkan pendapat orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, di desa seperti Blimbing ini, sikap saling menghargai sudah tiada, baik antar sesama agama maupun antar lain kepercayaan, baik antar golongan maupun antar tetangga.

Ini semua menciptakan kehidupan yang kacau, menimbulkan kejahatan dan pembunuhan. Sebab, hilangnya toleransi sama artinya dengan musnahnya nurani. Dan ini telah terjadi pada abad ini.

Padahal semua agama, baik Islam, Kristen maupun Budha, mengajarkan untuk menghormati. Sikap menghargai itu begitu penting bagi kehidupan karena ia akan menghadirkan kerukunan dan perdamaian. Maka dari itu, mari kita junjung kembali toleransi yang hilang ini, toleransi dalam semua aspek kehidupan.

Bukankah semua perbedaan itu adalah kehendak Allah? Dalam surat Al-Maidah ayat 48, Allah berfirman "...Allah hendak menguji kamu atas pemberiannya kepadamu, maka berlomba-lombalah untuk mencari kebajikan..."

Setiap orang disuruh berlomba dalam meraih keridhoan sang Illahi (fastabiqul khairot), bukan memaksa orang lain untuk berbuat kebajikan, juga bukan menyalahkan dan membenarkan diri sendiri seolah-olah kebajikan yang dilakukannya itu paling sempurna.

Salah satu contoh dari sikap pembenaran adalah menganggap ibadah kita paling baik dari pada orang lain. Padahal bagi Allah, itu belum tentu demikian.

Dalam ayat lain, Allah juga menjelaskan bahwa Islam sendiri mengajarkan toleransi.

"Bahwa tidak ada paksaan dalam beragama" (Al-Baqarah: 256).

"Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" (Al-Kafirun: 6).

Itulah bukti bahwa islam sebenarnya menjunjung toleransi, sikap yang diperlukan semua manusia. Perbedaan antar suku, ras, golongan dan agama tidak seharusnya memecah persaudaraan seperti sekarang. Perbedaan akan selalu ada sampai hari kiamat, seperti adanya bulan dan bintang, langit dan bumi, siang dan malam, yang merupakan ciptaan dan ketetapan Tuhan. Begitu pula kita, manusia. Kita selalu berbeda.

Marilah berpikir secara jernih dan mulai menumbuhkan rasa menghargai di negeri yang sudah kisruh ini. Dengarkan hati nurani anda. Bayangkan betapa indahnya jika anda memiliki jiwa yang lebih bisa menerima perbedaan. Karena kita adalah "Bhineka Tunggal Ika"

0 komentar:

Posting Komentar