Siswa kehilangan pendengaran setelah ditampar guru

~ Rabu, 11 April 2012
Modernisasi zaman ternyata tidak bisa menghilangkan kejadian usang. Seorang Guru yang memukul murid sampai terluka merupakan guru yang kurang profesional, dan ini telah terjadi di Pamekasan.

Ahmad Fakih, yang adalah ketua kelas di sekolahnya di Pamekasan, telah kehilangan pendengaran sebelah setelah ditampar guru Geografi.

Berikut cerita Fakih:

"Sebelum guru itu masuk, kami diajar Matematika. Kebetulan guru Matematika itu selesainya lebih 10 menit. Setelah itu masuklah guru Geografi. Aku masih menyelesaikan tulisan matematikaku yang kurang sedikit. Tiba-tiba aku dilempar penghapus dan aku menyudahi tulisanku. Dia mendekatiku dan menampar aku.

Sebenarnya kejadian ini terjadi 3 Maret. Namun saat ini semakin lama telingaku semakin sakit. Kemudian oleh orang tuaku, M. Masykur, aku diperiksakan ke poliklinik RSD Dr. Slamet Matodirdjo, Pamekasan. Dokter mengatakan kendang telingaku pecah. Pendengaranku rusak.
Aku jadi sasaran mungkin karena aku ketua kelas."


Saat ini belum jelas bagaimana ini bisa terjadi, namun Moh. Masykur berharap guru yang berbuat itu harus secepatnya diberi sangsi oleh sekolah. "Jika tindakan itu tidak cepat dilakukan, maka kami akan melaporkan ke polisi," kata ayah Fakih dengan tegas.

Hal seperti ini mungkin terjadi di daerah-daerah yang belum tentu diketahui oleh masyarakat luas. Lalu bagaimana nasib anak-anak kita yang kebetulan diajar oleh guru semacam itu?

Inilah kurangnya perhatian dan pengertian guru. Gelar guru hanyalah jabatan, hanya dibuat alat mencari uang, dan bukan bentuk pengabdian. Semoga kita kita terhindar dari hal semacam itu.

0 komentar:

Posting Komentar