Pengamen

~ Minggu, 18 Maret 2012
Seorang pengamen sedang tidur pulas di depan rumahku, ditemani gitar sederhana yang hanya terbuat dari kayu dan karet.

Betapa nikmat ia tidur, seperti rumah sendiri, meskipun ia melakukannya di tempat orang lain yang ia tak tahu pemiliknya. Pengamen ini pasti sedang keletihan karena seharian menelusuri jalan dan bernyanyi di setiap rumah.

Mungkin tidak banyak orang tahu betapa pekerjaan mengamen itu melelahkan, dan hasilnya pun tidak menentu. Bahkan anak dan istrinya sendiri belum tentu tahu bagaimana perjuangan ayahnya mencari nafkah, bagaimana ayahnya tidur seadanya di sembarang tempat.

Sebagai anak, mereka mungkin hanya tahu bahwa ayahnya mendapatkan uang dan bahwa mereka bisa makan dan jajan, tanpa berfikir bagaimana cara ayahnya mencari uang dan berapa yang ayahnya sanggup hasilkan.

Terkadang anak juga malu mengakui bahwa ayahnya seorang pengamen, sehingga ia menyuruh ayahnya untuk berpakaian rapi sebelum pulang. Semoga kita tidak termasuk anak yang seperti itu.

Mulai sekarang, marilah kita berpikir cara menyikapi keadaan. Walapun jenis pekerjaan ada bermacam-macam, janganlah kita lupa untuk saling tahu dan membantu. Kita harus belajar mensyukurinya setiap saat. Tak peduli apapun pekerjaan kita, selama itu tidak melanggar syariat agama, kita nikmati dan kita syukuri saja.

0 komentar:

Posting Komentar