Suara TPI Brondong tentang kenaikan BBM

~ Rabu, 28 Maret 2012
Pemerintah Indonesia berencana menaikkan harga BBM pada 1 April 2012. Bensin yang semula Rp 4.500 per liter akan menjadi Rp 6.000. Begitu juga bahan bakar lainnya.

Setiap hari, media memberitakan tentang penolakan kenaikan ini, dan masyarakat telah turun ke jalan untuk berdemo. "Masyarakat akan semakin resah kalau BBM jadi dinaikkan," kata mereka.

Penolakan juga terlihat di daerah kami, di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong. Tak seorang pun di TPI setuju kalau harga BBM dinaikkan.

Kemarin malam, JTV meliput pelabuhan TPI Brondong secara khusus dalam acara SOROT. Pebisnis ikan Jatmiko, ketika diwawancarai JTV, mengatakan: "Kalau BBM naik ya kasihan para nelayan, karena kami sebagai pembeli belum tentu bisa membeli mahal. Saya cuma dapat membeli seharga semampu pabrik."

Di acara itu, selain para pria, terlihat ibu-ibu yang bekerja ngorek (menyortir) ikan. "Keadaan sekarang saja sudah susah. Malah BBM dinaikkan. Malah jadi apa orang kecil seperti kita ini?" kata seorang wanita.

Khoirul, warga Blimbing yang bekerja di pelabuhan tersebut, mengatakan jika kenaikan BBM ini benar terjadi, maka orang miskin akan makin memprihatinkan, dan hidupnya akan bertambah susah karena pendapatannya tidak stabil dengan pengeluaran.

Tidak itu juga, dalam kesempatan mengobrol di warung kopi TPI Brondong, tempat aku biasa mangkal setiap pagi, aku bertanya kepada Mudi, yang sering membeli ikan untuk pabrik.

Jhony: Kak, apabila kenaikan BBM besok terjadi beneran, apakah harga ikan juga bisa ikut naik?
Mudi: Belum pasti, Jhon. Malah bisa jadi turun.
Jhony: Lo, kok malah gtu? Berarti kasihan dong para nelayan.
Mudi: Na mau gimana, Jhon? Kan harga ekspornya belum tentu naik. Kalau ekspornya gak naik, maka pabrik akan menurunkan harga belinya. Begitu juga sebaliknya.


Obrolan tersebut membawa satu kesimpulan bahwa jika kenaikan harga BBM terus terjadi, maka rakyat akan sengsara, khususnya para Nelayan. Apabila BBM mahal, sudah pasti semua harga makanan pokok ikut mahal. Dan kebutuhan para nelayan sudah tentu akan menaik. Padahal harga ikan belum tentu ikut naik. Hasil tangkapannya juga belum tentu banyak. "Apakah ini gak menyengsarakan rakyat?" tanya salah satu belah nelayan kepada kami.

Knaikan BBM akan menambah jumlah orang miskin. Anda tidak ingin Indonesia dipenuhi orang kere, bukan? Di samping itu pula, kenaikan ini belum tentu bisa mengubah kemajuan perekonomian bangsa. Malah ia mungkin akan memperbanyak kejahatan, seperti pencurian, perampokan, penjualan barang haram, dan pembunuhan terhadap orang lain, atau bahkan terhadap diri sendiri. Sudah cukup kita dengar orang berjenggot bunuh diri dengan bom. Jangan sampai kita dengar nelayan bunuh diri karena BBM, kecuali jika kita ingin citra nelayan -- dan juga citra bangsa -- menjadi buruk.

Maka tidak salah jika masyarakat berkata, "Kenaikan harga BBM itu seperti mencekik leher orang miskin secara perlahan-lahan"

0 komentar:

Posting Komentar