Warga Muslim Tionghoa merayakan Imlek

~ Selasa, 24 Januari 2012
Sebelumnya saya tidak pernah menulis tentang imlek. Imlek bagi saya adalah perayaan kepercayaan yang tidak perlu saya tulis atau bicarakan. Namun sekarang, pada 23 Januari 2012 ini, setelah membaca berita tentang seorang warga muslim tiongihoa di Surabaya, saya sedikit tertarik untuk menulisnya sebagai kenangan dan pesan buat semua.

Walaupun ia telah Muslim, namun Ong Sau Ming, warga Tiong Hoa di Surabaya ini, tetap memberi hormat terhadap imlek dan berbagi angpao pada keluarga yang merayakan.

Ong Sau Ming, yang berusia 54 tahun itu, masuk islam pada 2002. "Imlek hanya formalitas dan tradisi saja, bukan saya ikut ibadahnya," katanya, "dan itu juga sebagai silaturrahmi keluarga."

Menurut pria ini, imlek saat ini adalah momentum spesial bagi dirinya untuk bersyukur kepada Allah. Ia merasa mendapat panggilan dari Allah untuk memeluk Islam, namun tidak membenci apalagi mendengki pada perayaan umat lain.

Ong Sau Ming yang sekarang dipangil Mintarjo, setelah merayakan imlek, langsung bergegas ke masjid untuk berdzikir dan mengucap syukur sambil melafalkan hamdalah berkali-kali.

Kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini bahwa kita memerlukan toleransi beragama dan semangat kekeluargaan sehingga kedamaian dapat tercipta.

Kita juga harus pandai menilai mana ibadah dan tradisi, dan menjadikan hari-hari yang sepesial untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk memperkuat iman.

0 komentar:

Posting Komentar